Selasa, 22 Mei 2012

ORANG TUA NABI,,, MUSLIMKAH......?


A. Para Nabi Pun ada Yang Keluarganya Kafir
1. Nabi Nuh
Allah telah berfirman tentang kekafiran anak nabi Nuh Alaihi shalatu wassalam yang akhirnya termasuk orang-orang yang diteggelamkan Allah azza wajalla bersama orang-orang kafir, Allah berfirman:

وَقِيلَ يَٰٓأَرْضُ ٱبْلَعِى مَآءَكِ وَيَٰسَمَآءُ أَقْلِعِى وَغِيضَ ٱلْمَآءُ وَقُضِىَ ٱلْأَمْرُ وَٱسْتَوَتْ عَلَى ٱلْجُودِىِّ ۖ وَقِيلَ بُعْدًۭا لِّلْقَوْمِ ٱلظَّٰلِمِينَوَنَادَىٰ نُوحٌۭ رَّبَّهُۥ فَقَالَ رَبِّ إِنَّ ٱبْنِى مِنْ أَهْلِى وَإِنَّ وَعْدَكَ ٱلْحَقُّ وَأَنتَ أَحْكَمُ ٱلْحَٰكِمِينَقَالَ يَٰنُوحُ إِنَّهُۥ لَيْسَ مِنْ أَهْلِكَ ۖ إِنَّهُۥ عَمَلٌ غَيْرُ صَٰلِحٍۢ ۖ فَلَا تَسْـَٔلْنِ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِۦ عِلْمٌ ۖ إِنِّىٓ أَعِظُكَ أَن تَكُونَ مِنَ ٱلْجَٰهِلِينَ

"Dan difirmankan: "Hai bumi telanlah airmu, dan hai langit (hujan) berhentilah," Dan air pun disurutkan, perintahpun diselesaikan dan bahtera itu pun berlabuh di atas bukit Judi, dan dikatakan: "Binasalah orang-orang yang dzhalim.Dan Nuh berseru kepada Tuhannya sambil berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku, termasuk keluargaku, dan sesungguhnya janji Engkau itulah yang benar. Dan Engkau adalah Hakim yang seadil-adilnya. Allah berfirman: "Hai Nuh, sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu (yang dijanjikan akan diselamatkan), sesungguhnya (perbuatannya) perbuatan yang tidak baik. Sebab itu janganlah kamu memohon kepada-Ku sesuatu yang kamu tidak mengetahui (hakikat) nya. Sesungguhnya Aku memperingatkan kepadamu supaya kamu jangan termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan." ( Hud : 44 - 46 )

2. Nabi Ibrahim
Allah telah berfirman tentang kekafiran ayah dari Nabi Ibrahim yaitu azar, Allah berfirman:


وَمَا كَانَ ٱسْتِغْفَارُ إِبْرَٰهِيمَ لِأَبِيهِ إِلَّا عَن مَّوْعِدَةٍۢ وَعَدَهَآ إِيَّاهُ فَلَمَّا تَبَيَّنَ لَهُۥٓ أَنَّهُۥ عَدُوٌّۭ لِّلَّهِ تَبَرَّأَ مِنْهُ ۚ إِنَّ إِبْرَٰهِيمَ لَأَوَّٰهٌ حَلِيمٌۭ

" Dan permintaan ampun dari Ibrahim (kepada Allah) untuk bapaknya, tidak lain hanyalah karena suatu janji yang telah diikrarkannya kepada bapaknya itu. Maka tatkala jelas bagi Ibrahim bahwa bapaknya itu adalah musuh Allah, maka Ibrahim berlepas diri daripadanya. Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang yang sangat lembut hatinya lagi penyantun." ( At Taubah : 114 )

3. Nabi Luth
istri Nabi Luth pun seorang yang kafir dan termasuk orang yang dibinasakan oleh Adzab Allah, Allah berfirman:

فَأَنجَيْنَٰهُ وَأَهْلَهُۥٓ إِلَّا ٱمْرَأَتَهُۥ كَانَتْ مِنَ ٱلْغَٰبِرِينَ

" Kemudian Kami selamatkan dia dan pengikut-pengikutnya kecuali istrinya; dia termasuk orang-orang yang tertinggal (dibinasakan)." ( Al A'raf : 83 )

B. Kedua Orang Tua Rasulullah, Kafirkah...?
1. Ayah Rasulullah
telah tetap dari shahih muslim yang diriwayatkan dari anas bin malik bahwasanya ada seorang laki-laki bertanya kepada Rasullah, " wahai Rasulullah , dimana temapt ayahku ( yang telah meninggal ) sekarang berada ..?", Beliau menjawab : " Di Neraka ", lalu ketika orang itu pergi dengan perasaan sedih, maka beliau memanggilnya kembali dan mengatakan kepadanya: "sesungguhnya ayahku dan ayahmu berada di neraka " ( HR. muslim: 203, Abu Daud: 4718 )
tentang hadits di atas, imam An Nawawi berkata dalam syarah muslimnya: " di dalam hadits tersebut ( yaitu hadits: " sesungguhnya ayahku dan ayahmu berada di neraka " ) terdapat pengertian bahwa orang yang mati dalam keadaan kafir maka ia akan masuk neraka, dan kedekatannya dengan orang-orang yang mendekatkan diri kepada Allah tidak memberikan manfa'at kepadanya." ( Syarh Muslim : 3 / 79 )
ini menunjukkan bahwa nasab tidak akan menyelamatkan seseorang dari adzab Allah sekalipun ia keturunan Nabi jika ia berbuat dzalim.

2. Ibu Rasulullah
 dari Abu Hurairah ia berkata: " telah bersabda Rasulullah: " sesungguhnya aku telah meminta idzin kepada Rabbku untuk memintakan ampun untuk ibuku, Namun Dia tidak mengidzinkannya, akan tetapi Dia mengidzinkan aku untuk menziarahi kuburnya." ( HR. Muslim : 976, Abu dawud: 3234 )
Al-Allamah Syamsul haq azhim abadi berkata: "sabda beliau " dan Dia tidak mengizinkan aku" adalah disebabkan Ibu Rasulullah adalah seorang yang kafir sedangkan mendo'akan untuk meminta ampunan untuk orang kafir adalah tidak diperbolehkan." ( aunul Ma'bud syarh sunan abi dawud: 9/41-42 )

dari keterangan di atas jelaslah bahwa kedua orang tua Rasulullah adalah kafir dan berada di dalam neraka bahkan para ulama telah ijma dalam masalah ini.
imam ibnul Jauzi berkata: " adapun Abdullah ( ayahanda Nabi ), ia mati ketika Rasulullah masih dalam kandungan dan ia mati dalam keadaan kafir tanpa ada khilaf ( pertentangan diantara para ulama ), begitu juga aminah ( ibu Nabi ) ia seorang yang kafir dan wafat ketika Rasulullah berumur 6 tahun." (( Al-Maudhu'at: 1/2 3 ). 
imam ibnul Hani pun mengatakan serupa, beliau mengatakan: "kedua orang tua Rasulullah maati dalam keadaan kafir" ( adilatul mu'taqadi abi hanifah: 2 )

C. Hikmah Kafirnya Kedua Orangtua Rasulullah
Terdapat untaian hikmah yang dapat kita petik pelajaran darinya bagi orang-orang yang berfikir, diantaranya adalah:
1. Hidayah Mutlaq Di Tangan Allah
Allah berfirman:

إِنَّكَ لَا تَهْدِى مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَٰكِنَّ ٱللَّهَ يَهْدِى مَن يَشَآءُ ۚ وَهُوَ أَعْلَمُ بِٱلْمُهْتَدِينَ

"Sesungguhnya engkau ( wahai muhammad ) tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima hidayah ( petunjuk )." ( Al-Qashash: 56 )

ayat di atas turun kepada Rasulullah berkenaan dengan wafatnya paman Rasulullah (Abu Thalib) dalam keadaan kafir.sedangkan beliau sangat berharap ia masuk islam. berkata syekh as-sa'di: "Allah telah mengabarkan bahwa engkau wahai muhammad tidak akan mampu memberi hidayah kepada siapa pun meskipun orang itu adalah orang yang paling engkau cintai, karena ini adalah perkara yang tidak akan dimampui oleh mekhluq manapun" ( tafsir As-Sa'di: 1/62 )

2. Rasulullah sekalipun tidak akan bisa mendatangkan menfa'at atau mudharat meskipun kepada keluarganya sendiri
Allah berfirman:

قُلْ إِنِّى لَآ أَمْلِكُ لَكُمْ ضَرًّۭا وَلَا رَشَدًۭا

" Katakanlah (wahai muhammad): "Sesungguhnya aku tidak kuasa mendatangkan sesuatu kemudaratan pun kepadamu dan tidak (pula) sesuatu kemanfaatan". ( Al-Jin: 21 )

dari Abu Hurairah: " rasulullah bangkit ketika turun ayat: " Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat " ( asy-syu'ara : 214 ), lalu beliau bersabda: " wahai orang-orang quraisy, juallah diri-diri kalian, aku tidak bisa mendatangkan manfa'at kepada kalian sedikitpun, wahai abbas bin abdul muthalib ( paman rasulullah ) aku tidak bisa mendatangkan manfa'at sedikitpun kepadamu, wahai shafiyah ( bibi rasulullah ) aku tidak bisa mendatangkan manfa'at sedikitpun kepadamu, wahai fatimah ( anak rasulullah ) mintalah harta kepadaku sesukamu, aku tidak bisa mendatangkan manfa'at sedikitpun kepadamu ( di akherat kelak )." ( HR. tirmidzi : 2310 dan di shaihkan syekh albani dalam silsilah hadits shahihnya no. 3177 )

3. Nasab Tidak Akan Mengangkat Derajat Seseorang Jika Amalannya buruk dan Menyelisihi Rasulullah
sesungguhnya orang yang termulia di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa kepada Allah, nasab setinggi apapun jika perbuatannya jelek, menyelisihi rasulullah, maka nasabnya tidak akan menyelamatkannya, Rasulullah bersabda:
" barangsiapa yang lambat amalnya maka nasabnya tidak akan mempercepatnya" ( HR. Muslim : 2699 )

C. Penutup  
 wahai saudaraku seiman, wallahi kita sangat mencintai Rasulullah namun cinta itu tidaklah diwujudkan dengan pujian-pujian " gombal " semata dan memanipulasi hakekatnya. Cinta sejati kepada Rasulullah adalah kita berserah diri dan tunduk akan syari'at yang di tetapkan oleh Allah melalui lisan RasulNya, Nabi kita semua muhammad shallallhu alahi wasallam, mengikuti sunnahnya, membenarkan apa yang beliau bawa untuk kita, jangan sampai kita merasulkan Rasul dalam hal tertentu saja, jika ada kepentingan yang berhubungan dengan agama maka kita pakai namun jika tidak kitapun meninggalkannya bahkan dengan keras kita menolak, na'udzubillah.yang diketahui hanyalah sahadat, shalat, puasa, zakat dan haji, banyak orang yang mencukupkan dengan itu-itu saja padahal syari'at Allah sangatlah banyak dan perlu kita ketahui dan amalkan, Allah memerintahkan kita masuk islam secara kaffah ( menyeluruh ) tidak setengah-setengah. wallahu a'lam.

( disalin dari buletin mingguan al-furqan tahun ke 6 vol. 6 no 2 ) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

jika komentar berbau sara dan provokasi, kami akan menghapusnya