Mungkin bagi anda para tholibul ilmi, tidak asing lagi
dengan apa yang dinamakan dengan hadits, namun bahasan kali ini akan sedikit
mengupas tentang hadits, nama-nama atau klasifikasi hadits, mustholah hadits
dan yang lainnya.
1. Pengertian Hadits
Kata hadits diambil dari kata hadatsa-yuhaditsu yang artinya
adalah berbicara, namun arti yang dimaksud disini adalah pengertian hadits
menurut istilah syar’I yakni seluruh
perkataan, perbuatan dan takrir ( sikap diam Rasulullah ) yang disandarkan
kepada Nabi kita Muhammad Shallallahu alaihi wasallam itu dinamakan hadits.
Diantara komponen utuhnya sebuah hadits terdiri dari sanad atau isnad atau
thoriq, dan matan. Sanad adalah mata rantai atau silsilah orang yang
meriwayatkan hadits yang dimulai dari paling bawah sampai ke Rasulullah,
contoh.. si A meriwayatkan hadits dari si B, B dari C, C dari B, B dari sahabat
Rasulullah, sahabat Rasulullah dari Rasulullah, Si A sampai sahabat Rasulullah
dinamakan sanad. Matan adalah teks hadits tersebut. Contoh hadits:
Hadits yang
dikeluarkan oleh at-Turmudzy, dia berkata, “Qutaibah menceritakan kepada kami,
dia berkata, Ja’far bin Sulaiman adl-Dluba’iy menceritakan kepada kami, dari
Abu ‘Imrân al-Jawny, dari Abu Bakar bin Abu Musa al-Asy’ariy, dia berkata,
“Aku telah mendengar ayahku ( abu musa
Al asy’ari saat berada di dekat musuh berkata, ‘Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya
pintu-pintu surga itu berada di bawah naungan pedang-pedang…” (HR. at-Turmudzy)
Huruf yang dicetak miring dan bergaris bawah yang dimulai
dari imam turmudzi selaku periwayat terakhir dan yang mencatat hadits sampai
abu Musa Al-Asy’ari, itulah yang dinamakan sanad atau isnad, sedangkan yang
dicetak tebal itu disebut matan yakni isi atau teks hadits tersebut.
2. Klasifikasi hadits
Hadits memiliki beberapa klasifikasi sesuai derajat atau
tingkatan hadits itu sendiri, dan dibawah ini akan disebutkan secara global
beberapa klasifikasi hadits menurut derajatnya.
A. Hadits Mutawatir
Dia adalah hadits yang
diriwayatkan oleh lebih dari 10 orang sahabat dimana mereka berkumpul untuk
tidak berdusta yakni terpercaya. Sederhananya seperti ini, misalkan Rasulullah
menyampaikan hadits kepada sahabat A,B,C,D,E,F,G,H,I,J, kemudian sahabat A
sampai J ini menyampaikannya lagi kepada sahabat lain atau generasi setelahnya
seperti tabi’in walaupun dengan redaksi yang berbeda namun maknanya sama, maka
hadits itu disebut hadits mutawatir. Hadits ini memiliki peringkat paling
tinggi, jika ada hadits yang derajatnya mutawatir maka sudah pasti atau dijamin
kebenarannya. Seperti kita menerima kabar yang sama dari 10 orang yang berbeda,
tentu kita akan jauh lebih percaya daripada mendengar kabar dari satu orang
saja walaupun dari satu orang itupun kabarnya benar adanya. Adapun syarat
hadits menjadi hadits mutawatir adalah
-
Isi hadits itu harus hal-hal yang dapat dicapai
oleh panca indera, maksudnya adalah orang yang menerima berita itu mendengar
langsung dari sumbernya ( Rasulullah ), makanya salah satu ciri hadits
mutawatir adalah terdapat kata sami’tu ( aku mendengar ) atau Ro’aitu ( aku
melihat ) yang keluar dari periwayat pertama yaitu para sahabat.
-
Diriwayatkan oleh 10 atau lebih sahabat yang
tidak mungkin berdusta dan bersifat Qoth’iy ( pasti )
-
Periwayat pertama itu harus harus sezaman atau
pada generasi yang sama
B. Hadits ahad
Yaitu hadits
yang diriwayatkan oleh seorang atau lebih tetapi tidak mencapai tingkat
mutawatir. Sifatnya atau tingkatannya adalah
"zhonniy". Sebelumnya para ulama membagi
hadits Ahad menjadi dua macam, yakni hadits Shahih dan hadits Dha'if. Namun
Imam At Turmudzy kemudian membagi hadits Ahad ini menjadi tiga macam,
yaitu:
B.1 Hadits shahih
Menurut Ibnu Sholah, hadits shahih ialah hadits yang bersambung
sanadnya. Ia diriwayatkan oleh orang yang adil
lagi dhobit (kuat ingatannya) hingga akhirnya tidak syadz (tidak bertentangan
dengan hadits lain yang lebih shahih) dan tidak mu'allal (tidak cacat). Jadi
hadits Shahih itu memenuhi beberapa syarat sebagai berikut :
1. Kandungan isinya tidak bertentangan dengan
Al-Qur'an.
2. Harus bersambung sanadnya
3. Diriwayatkan oleh orang / perawi
yang adil.
4. Diriwayatkan oleh orang yang
dhobit (kuat ingatannya)
5. Tidak syadz (tidak bertentangan
dengan hadits lain yang lebih shahih)
6. Tidak cacat walaupun tersembunyi.
Hadits ini 1 tingkat dibawah hadits mutawatir.
B.2
Hadits Hasan
Kata Hasan yang merupakan Shifah
Musyabbahah dari kata al-Husn (اْلحُسْنُ)
yang bermakna al-Jamâl (kecantikan, keindahan), Sedangkan
secara istilah, terdapat perbedaan pendapat di kalangan para ulama hadits
mengingat posisinya berada di tengah-tengah antara Shahîh dan Dla’îf.
Juga, dikarenakan sebagian mereka ada yang hanya mendefinisikan salah satu dari
dua bagiannya saja, namun dari berbagai definisi para ulama hadits, yang
dipilih oleh Dr. Mahmûd ath-Thahhân dalam kitabnya Taysîr Musthalah al-Hadîts
adalah: “Hadits yang bersambung
sanadnya, diriwayatkan oleh periwayat yang ‘adil, yang kurang daya ingat
(hafalannya), dari periwayat semisalnya hingga ke jalur terakhirnya (mata
rantai terakhir), tidak terdapat kejanggalan (Syudzûdz) ataupun ‘Illat di
dalamnya.”
Definisi ini berdasarkan apa yang disampaikan oleh Ibn
Hajar dalam kitabnya an-Nukhbah dan Syarahnya halaman 29. Kesimpulannya
adalah hadits ini 1 tingkat dibawah hadits shohih dan dapat dipakai sebagai
hujjah dan di amalkan sebagaimana para ahli fiqih pun menggunakannya sebagai
hujjah dan mengamalkannya. Demikian juga, mayoritas ulama hadits dan Ushul
menjadikannya sebagai hujjah kecuali pendapat yang aneh dari ulama-ulama yang
dikenal keras (al-Mutasyaddidûn). Sementara ulama yang dikenal lebih longgar
(al-Mutasâhilûn) malah mencantumkannya ke dalam jenis hadits Shahîh
seperti al-Hâkim, Ibn Hibbân dan Ibn Khuzaimah namun disertai pendapat mereka
bahwa ia di bawah kualitas Shahih yang sebelumnya dijelaskan.” (Tadrîb
ar-Râwy:I/160)
B.3
Hadits Dha'if
dia adalah hadits yang cacat baik dari sisi sanad atau
matannya. Entah si perawinya tertuduh dusta, tidak bersambung sanadnya, isinya
bertolak belakang dengan hadits shohih atau dengan Al-Qur’an. Dan menggunakan
hadits ini sebagai hujjah serta mengamalkannya adalah hukumnya haram menurut
kesepakatan para ulama ahli hadits seperti imam bukhari, muslim dan yang
sefaham dengannya. Dan hadits dho’if ini memiliki peringkat yang berbeda-beda
sesuai tingkat kecacatannya.
HADITS-HADITS
YANG CACAT DALAM SISI PERIWAYATAN
1.
Hadits
Matruk
Yang berarti
hadits yang ditinggalkan, yaitu hadits yang hanya diriwayatkan oleh seorang
perawi saja sedangkan perawi itu dituduh berdusta.
2.
Hadits
Mungkar
Yaitu hadits
yang hanya diriwayatkan oleh seorang perawi yang lemah yang bertentangan dengan
hadits yang diriwayatkan oleh perawi yang terpercaya / jujur
3.
Hadits Mu'allal
Artinya hadits
yang dinilai sakit atau cacat yaitu hadits yang didalamnya terdapat cacat yang
tersembunyi. Menurut Ibnu Hajar Al Atsqalani bahwa
hadis Mu'allal ialah hadits yang nampaknya baik tetapi setelah diselidiki
ternyata ada cacatnya. Hadits ini biasa disebut juga dengan hadits
Ma'lul (yang dicacati) atau disebut juga hadits Mu'tal (hadits sakit atau
cacat).
4.
Hadits Mudhthorib
Artinya hadits yang kacau yaitu
hadits yang diriwayatkan oleh seorang perawi dari beberapa sanad dengan matan
(isi) yang kacau atau tidak sama dan kontradiksi dengan yang dikompromikan
5.
Hadits Maqlub
Artinya hadits yang terbalik yaitu
hadits yang diriwayatkan oleh perawi yang dalamnya tertukar dengan mendahulukan
yang belakang atau sebaliknya baik berupa sanad (silsilah) maupun matan (isi).
6.
Hadits Munqalib
Yaitu hadits yang terbalik
sebagian lafalnya hingga pengertiannya berubah
7.
Hadits Mudraj
Yaitu hadits yang diriwayatkan
oleh seorang perawi yang didalamnya terdapat tambahan yang bukan hadits, baik
keterangan tambahan dari perawi sendiri atau lainnya
8.
Hadits Syadz
Hadits yang jarang yaitu hadits
yang diriwayatkan oleh perawi yang tsiqah (terpercaya) yang bertentangan dengan
hadits lain yang diriwayatkan dari perawi-perawi
(periwayat / pembawa) yang terpercaya pula. Demikian menurut
sebagian ulama Hijaz sehingga hadits syadz jarang dihapal ulama hadits. Sedang yang banyak dihapal ulama hadits disebut juga hadits
Mahfudz
9.
Hadits Maudhu'
Yang berarti
yang dilarang, yaitu hadits dalam sanadnya terdapat perawi yang berdusta atau
dituduh dusta dan sering memalsukan hadits. Jadi
hadits itu adalah hasil karangannya sendiri bahkan tidak pantas disebut hadits.
Hadits ini derajatnya jauh lebih rendah dari hadits2 di atas. Hadits di atas
yang cacat itu saja tidak boleh dijadikan hujjah dan di amalkan karena hadits
di atas semuanya masuk ke dalam hadits dha’if, maka hadits maudhu’ ini jauh
lebih dilarang lagi.
10.
Hadits La Asluhu
Yaitu hadits yang tidak ada asal
usulnya, tidak diketahui siapa yang meriwayatkan, tidak bisa ditemui mata
rantai sanadnya. Maka hadits ini kedudukannya jauh lebih rendah disbanding hadits
maudhu’, karena hadits maudhu’/ palsu masih ada sanadnya dan diketahui siapa yang
membuatnya. Sebagai contoh adalah hadits perpecahan adalah rahmat, para ulama
ahli hadits telah mengerahkan seluruh kemampuannya untuk mengecek siapa yang
membuatnya dan menemukan sanadnya namun hasilnya nihil. Contoh sederhana adalah
kalimat “ bersatu kita teguh bercerai kita runtuh”, kalimat ini sangat masyhur
sekali namun sampai sekarang saya belum pernah tahu siapa yang pertama kali
membuat kalimat tersebut. Seolah kalimat itu datang dengan sendirinya, mungkin para
pembaca yang budiman ada yang mengetahuinya..?
MUSTHOLAH HADITS (
ISTILAH-ISTILAH HADITS )
1.
Muttafaq 'Alaih
Jika anda mendengar seorang da’I atau penceramah membacakan
sebuah hadits dan dikatakan muttafaqun alaihi di akhir pembacaan hadits, maka
itu maksudnya adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim
dari sumber sahabat yang sama, atau dikenal juga
dengan Hadits Bukhari – Muslim
2.
Ats tsalatsah
Yaitu hadits yang dieiwayatkan oleh 3 ahli hadits yaitu imam
abu daud, imam turmudzi, dan imam nasa’i
3.
Al Arba'ah
Yaitu hadits yang diriwayatkan oleh 4 ahli hadits yaitu imam
abu daud, imam turmudzi, dan imam nasa’I, dan ibnu majah
4.
Al Khamsah
Yaitu hadits yang diriwayatkan oleh 5 ahli hadits yaitu imam
abu daud, imam turmudzi, dan imam nasa’I, ibnu majah, dan imam ahmad bin hambal
5.
As Sittah
Yaitu hadits yang diriwayatkan oleh 6 ahli hadits yaitu imam
abu daud, imam turmudzi, dan imam nasa’I, ibnu majah, imam bukhari, dan imam
muslim
6.
As sab’ah
Yaitu hadits yang diriwayat oleh 7 ulama hadits ternama dan
utama, mereka adalah, yaitu imam abu daud, imam turmudzi, dan imam nasa’I, ibnu
majah, imam bukhari, imam muslim, dan imam ahmad bin hambal. Dan as sab’ah ini
juga sering di sebut dengan jama’ah. Jadi jika anda mendengar ucapan “
diriwayatkan oleh jama’ah “ itu artinya diriwayatkan oleh 7 ahli hadits utama
yang disebut di atas.
7.
Perawi
Perawi adalah orang yang meriwayatkan hadits.
itulah dasar ilmu hadits secara global saja, untuk secara terperincinya mungkin tidak akan bisa dijelaskan disini silakan para pembaca yang budiman mempelajari ilmu hadits ini dari para assatizh yang mumpuni di bidangnya. karena ilmu hadits ini sangatlah penting, hadits adalah wahyu kedua setelah Al-Qur'an sebagaimana Allah berfirman:
“…dan supaya mengajarkan kepada mereka Al-Kitab dan Al-Hikmah” (Al BAqarah
ayat 129)
para ulama menafsirkan firman Allah di atas, Al- hikmah dalam ayat tersebut adalah As-Sunnah yang tidak lain adalah hadits Rasulullah seperti
diterangkan oleh Imam As-Syafi`i, “Setiap kata al-himah dalam Al-Qur`an
yang dimaksud adalah As-Sunnah.” Demikian pula yang ditafsirkan oleh para ulama
yang lain. ( Al-Madkhal Li Dirasah Al Aqidah Al-Islamiyah hal.
24)
dan Rasulullahpun bersabda:
“Ketahuilah, sesungguhnya aku diberi Al-Qur`an dan (sesuatu) yang serupa
dengannya.” -yakni As-Sunnah-, (H.R. Abu Dawud no.4604 dan yang lainnya dengan
sanad yang shahih, juga diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam al-Musnad
IV/130).
maka dari itu sudah seyogyanya kita perlu menaruh perhatian yang sangat besar terhadap ilmu hadits. karena dengan mengetahui ilmunya maka akan menguatkan kita dalam berhujjah, mengangkat kebodohan dalam diri kita dan meninggikan deajat kita di sisi Allah subhanahu wata'ala. wallahu a'alam bis shawwab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
jika komentar berbau sara dan provokasi, kami akan menghapusnya