Kamis, 05 April 2012

MENGENAL MANHAJ SALAF


MENGENAL MANHAJ SALAF

  PENGERTIAN MANHAJ SALAF
MANHAJ artinya adalah metode atau cara beragama, beraqidah, berakhlaq seseorang baik yang hasanah maupun yang sayyi’ah ( jelek )
SALAF secara bahasa artinya adalah pendahulu yang lebih tua dan utama[1], maka ketika dikatakan SALAFUR RAJUUL berarti maksudnya adalah pendahulu seseorang atau lebih khususnya lagi adalah berarti orangtua yang telah mendahuluinya[2]. Sedangakan menurut istilah, SALAF berarti generasi pertama dan terbaik umat ( islam ) ini yang terdiri dari para SAHABAT, TABI’IN, TABI’UT TABI’IN dan para imam pembawa petunjuk pada tiga kurun ( generasi/masa ) pertama yang dimuliakan oleh Allah, sebagaimana yang disabdakan Rasulullah:
“ sebaik-baik manusia adalah pada masaku ini ( para sahabat ) kemudian setelahnya ( tabi’in ) kemudian setelahnya ( tabi’ut tabi’in ) “[3]
Menurut imam Al Qalsyani, SALAFUSH SHALIH adalah generasi pertama umat ini yang pemahaman ilmunya sangatlah luas yang mengikuti petunjuk Rasulullah dan sangat menjaga sunnahnya, Allah memilih mereka untuk menemani NabiNya dan menegakkan agamaNya.[4]
Barang siapa pendapatnya sesuai Al-Qur’an dan Sunnah menurut pemahaman para sahabat maka ia dikatan SALAFI meskipun tempat dan masanya berbeda jauh, sebaliknya barangsiapa yang pendapatnya menyelisihi dan menyalahi Al Qur’an dan Sunnah sesuai pemahaman para sahabat maka ia BUKANLAH SEORANG SALAFI meskipun ia hidup di zaman para sahabat, tabi’in, dan tabi’ut tabi’in.[5]
Maka yang dimaksud dengan MANHAJ SALAF adalah cara beragamanya para sahabat. Dan salaf bukanlah HIZB ATAU KELOMPOK ATAU FIRQAH ATAU SEKTE yang kebanyakan orang sangka, SALAF adalah manhaj dan penamaan salaf tidak termasuk penamaan yang diada-adakan dalam syari’at.
 
    BANTAHAN TERHADAP SYUBHAT BAHWA PENAMAAN SALAF MERUPAKAN BID’AH
Syubhat ini seringkali dilontarkan oleh orang2 yang membenci dakwahnya para sahabat yang mengusung dakwah tauhid dan sunnah yang mana dakwah ini adalah dakwahnya para nabi dan Rasul. Perlu diketahui bahwa penamaan salaf ini bukan penamaan yang bid’ah bahkan penamaan ini adalah penamaan yang syar’I karena menisbatkan kepada para sahabat, berbeda dengan kelompok atau firqah yang menisbatkan kepada pemimpin-pemimpinnya bahkan kepada sesuatu yang tidak masuk akal seperti kaum sufi yang menisbatkan diri kepada kain WOOL karena berasal dari kata shuff yang berarti bulu domba atau WOOL, karena itu ciri dari orang sufi adalah mereka sering memakai kain WOOL dan ini dibenarkan dan disaksikan langsung oleh syaikhul islam ibnu taimiyyah rahimahullah[6] dan bahkan belakangan ini ada firqah bernama INKARUS SUNNAH, dari namanya saja sudah diketahui bahwa firqah itu jelas2 menolak sunnah, yang jadi tolak ukur mereka hanya Al-Qur’an saja,  dan masih banyak lagi firqah lainnya. Lantas kenapa dizaman para sahabat belum dikenal kata salaf ini, tidak lain yang pertama, salaf itu sendiri adalah para sahabat dan yang kedua, di zaman itu belum ada perpecahan seperti sekarang ini, maka ketika perpecahan terjadi, dibutuhkanlah penamaan seperti ini untuk membedakan dari firqah2 sesat, ketika di zaman Rasulullah ada yang bertanya apakah anda seorang muslim, maka jawaban hanya “ saya muslim “ itu sudah cukup, karena pada zaman itu tidak ada muslim kecuali para sahabat yang tidak diragukan lagi pemahamannya tentang ilmu agama, berbeda dengan sekarang, ketika ada yang bertanya apakah anda muslim, maka jawaban “ saya seorang muslim “ saja itu belum cukup, karena itu masih bersifat umum, muslim yang mana….? Karena syi’ah Rafidhah, khawarij, inkarus sunnah, ahmadiyyah, dan firqah sesat lainnya, mereka semua mengaku muslim. Ketika seseorang berkata muslim di zaman sekarang ini, belum tentu ia berpegang kepada Al-Qur’an dan Sunnah, kendatipun banyak yang mengaku “ saya berpegang kepada Al-Qur’an dan Sunnah “ ini juga masih belum cukup, karena mereka memahami Al-Qur’an dan sunnah menurut pemahaman siapa..? maka kata salaf disini sangatlah penting, hampir semua muslim berkata saya berpegang kepada Al qur’an dan Sunnah tapi memahaminya  dengan akalnya sendiri maka yang seperti ini tidak diragukan lagi akan tersesat sangat jauh, para sahabat lah yang paling mengerti tentang Al-Qur’an dan sunnah maka kita harus mengikutinya. seperti halnya ilmu nahwu yang mana dizaman para sahabat tidak dikenal tentang nahwu, rasulullah tidak pernah mengajarkan ilmu nahwu, itu karena mereka sangat fasih berbahasa arab, melantunkan ayat Al-Qur’an, setelah islam menyebar luas ke seluruh penjuru dunia maka lidah sebagian kaum muslimin tidak sefasih para sahabat, membaca Al-Qur’an berantakan, jika ini dibiarkan maka rusaklah bacaan Al-Qur’an mereka dan tidak akan ada yang bisa membaca kitab-kitab yang notabene berbahasa arab gundul, terkadang yang berharakat saja masih salah apalagi yang gundul, maka dari itu diperlukanlah ilmu nahwu ini, apakah ada yang berani bahwa ilmu nahwu itu bid’ah karena dizaman nabi tidak ada…? 

     KEWAJIBAN BERMANHAJ SALAF
Dalil dari Al-Qur’an
“ Dan barang siapa yang menentang Rasul/memusuhi Rasul sesudah nyata baginya petunjuk (kebenaran) dan dia mengikuti selain jalannya ORANG-ORANG MUKMIN, niscaya akan Kami palingkan (sesatkan) ia dimana ia berpaling ( tersesat ) dan akan Kami masukkan dia kedalam jahannam, dan jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali” ( QS. An-Nisa’ : 115 )
syaikhul islam ibnu taimiyyah di muqaddimah kitabnya ( Naqdhul Mantiq ) telah menafsirkan kalimat “ ORANG-ORANG MUKMIN” pada ayat di atas adalah “ mereka adalah PARA SAHABAT “. Dari ayat di atas jelaslah ancaman bagi orang yang menentang Rasulullah dan orang yang menyelisihi  para sahabat dengan ancaman yang tidak main2 yaitu jahannam. Jika dikatakan kenapa kata “SABILIL MUKMININ ( JALANNYA ORANG-ORANG MUKMIN )” adalah para sahabat, bukan orang mukmin secara umum…? Jawabannya adalah:[7]
1.   Ketika ayat tersebut turun, disana tidak ada mukmin lain selain para sahabat, maka khitob ( arah pembicaraan )ini pertama kali Allah tujukan untuk mereka.
2.   Jika ditafsirkan orang mukmin secara umum, maka pertanyaanya adalah mukmin yang mana, khawarij, syi’ah, rhafidhah, murji’ah, mu’tazillah, jahmiyyah, falasifah, sufiyyah, atau… atau…?
3.   Karena perjalanan para sahabatlah yang paling jelas arahnya, dan paling baik pemahamannya karena dibimbing langsung oleh NabiNya
4.   Perjalanan orang mukmin yang paling bertaqwa dan berserah diri kepada Allah dibanding yang lainnya
5.   Para sahabat adalah sebaik-baik ummat ini dan pemimpin mereka[8] ( lihat surat Ali imran ayat 110)
6.   Para sahabat adalah ulama dan muftinya ummat ini[9]
7.   Para sahabat orang2 yang pertama kali beriman kepada Allah dan RasulNya. ( lihat surat Al-Baqarah : 13 )
8.   Para sahabat telah banyak dipuji Allah dalam banyak ayat Al-Qur’an
9.   Perjalanan mereka telah mendapat Ridha dari Allah dan Allah abadikan dalam surat At-Taubah : 100 )
10.                     Perjalanan mereka menjadi tolak ukur kebenaran, bahwa Allah akan meridhai perjalanan orang2 mukmin  secara umum dengan syarat sejalan dengan jalannya kaum muhajirin dan anshar (At-Taubah : 100 )
11.                     Para sahabat nabi adalah sahabat terbaik diantara sahabat para nabi dan Rasul lainnya
12.                     Tidak ada yang membodohi para sahabat kecuali orang munafik ( Al-Baqarah : 13 )
13.                     Para sahabat secara umum sudah dijamin surga oleh Allah. ( At-Taubah ayat 100 dan Al-Hadid ayat 10 )
14.                     Para sahabat telah mencatat sejarah bahwa mereka mampu menguasai dunia, membenarkan janji Allah di dalam kitabnya yang mulia[10]
15.                     Paling kuat tali ukhuwwahnya berdasarkan Al-Qur’an dan sunnah secara tarikh
DALIL DARI AS-SUNNAH
Hadits pertama
Berkata Al irbadh bin sariyah radiyallahuanhu: …. Rasulullah bersabda: “ sungguh, orang yang masih hidup diantara kalian setelahku akan melihat perselisihan yang banyak, maka WAJIB atas kalian untuk mengikuti sunnahku dan sunnah KHULAFAUR RASYIDIN  yang telah diberi petunjuk…”
Hadits diatas diriwayatkan oleh banyak imam diantaranya imam Ahmad ( IV/126-127), abu dawud ( 4607 ) tirmidzi ( 2676 ) ad-darimy ( I / 44 ), Al-baghawi dalam syarhus sunnahnya ( I / 205 ) dan imam Al-Hakim ( I / 95 ) dishahihkan dan disepakati oleh imam adz-dzahabi, dan syaikh Al-AlBani dalam irwaul ghalil no. 2455

hadits kedua
Rasulullah bersabda : “ ketahuilah oleh kalian, sesungguhnya orang-orang sebelum kamu dari ahlul kitab telah berpecah belah menjadi 72 golongan, sesungguhnya ummat ini ( islam ) akan berpecah belah menjadi 73 golongan, 72 didalam neraka dan hanya satu yang masuk surga yaitu Al-Jama’ah “
( HR. ahmad, abu dawud, hakim, ad-darimi, al-lalika’I, dishahihkan oleh adz-dzahabi dan syekh albani dan disepakati oleh al-hakim dari sahabat muawiyah bin abi sufyan. Syaikhul islam mengatakan bahwa hadits ini shahih masyhur)
Lalu siapakah Al-Jama’ah yang dimaksud oleh Rasulullah,, didalam riwayat lain Rasulullah mengatakan:
“ semua golongan tersebut berada di neraka kecuali satu yaitu, YANG AKU DAN PARA SAHABATKU BERJALAN DI ATASNYA”
( HR. tirmidzi, hakim, dari sahabat Abdullah bin ‘amr, dihasankan oleh syekh albani dalam shahihul jami’ no 5343, lihat darul irtiyyab ’an hadits maa ana alaihi wa ashabi oleh syekh salim bin id Al-Hilali cet. Darur rayyah th. 1410 H )
FATWA PARA ULAMA
IBNU MAS’UD: “ sesungghunya Allah melihat hati hamba-hambaNya dan Allah mendapati hati Nabi muhammad adalah sebaik-baik hati manusia, maka Allah pilih beliau menjadi Rasul dan Allah memberikan risalah kepadanya, kemudian Allah melihat dari seluruh hati hambaNya setelah NabiNya, maka didapati bahwa hati PARA SAHABAT merupakan hati yang paling baik sesudahnya, maka Allah jadikan mereka sebagai pendamping NabiNya yang mereka berperang untuk agamaNya. Apa yang di anggap kaum muslimin ( para sahabat ) baik maka baik pula di sisi Allah dan apa yang mereka pandang buruk maka buruk juga di sisi Allah.”[11]
IMAM AL-AUZA’I ( WAFAT TH. 157 H)
“ bersabarlah dirimu di atas sunnah, tetaplah tegak sebagaimana para sahabat tegak di atasnya, katakanlah sebagaimana yang mereka katakan, tahanlah dirimu dari apa yang mereka menahan diri darinya, dan ikutilah jalan salafush shalih karena akan mencukupimu apa saja yang telah mencukupi mereka.”[12]
MUHAMMAD BIN SIRRIN ( WAFAT TH. 110 H )
“ Para sahabat mengatakan: jika ada seseorang berada di atas atsar, maka sesungguhnya ia berada di atas jalan yang lurus”[13]
IMAM AHMAD BIN HAMBAL
“ prinsip ahlus sunnah adalah dengan apa yang dilaksanakan oleh para sahabat dan mengikuti jejak mereka, meninggalkan bid’ah dan setiap bid’ah adalah sesat”[14]
SYAIKHUL ISLAM IBNU TAIMIYYAH
“ Barangsiapa berpaling dari madzhab para sahabat dan tabi’in dan penafsiran mereka kepada yang menyelisihinya maka ia telah salah bahkan disebut ahlul bid’ah. Jika ia sebagai mujtahid maka kesalahannya diampuni. Kita mengetahui bahwa Al qur’an telah dibaca oleh para sahabat, tabi’in dan yang mengikuti mereka dan sungguh mereka lebih mengetahui tentang penafsiran dan maknanya sebagaimana mereka lebih mengetahui kebenaran yang dengannya Allah mengutus RasulNya.”[15]


[1] Lisaanul ‘Arab karya ibnu manzhur rahimahullah
[2] Lihat Al mufassirun bainat ta’wil wal itsbat fii aayatish shifaat karya syekh Muhammad bin Abdurrahman al maghrawi
[3] HR. Bukhari dan Muslim dari sahabat Ibnu Mas’ud dan hadits ini derajatnya mutawatir
[4] Lihat Al mufassirun bainat ta’wil wal itsbat fii aayatish shifaat
[5] Silahkan lihat Al mufassirun bainat ta’wil wal itsbat fii aayatish shifaat dan Al Wajiiz fii Aqidah Salafush Shalih ( hlm.34)
[6] Lihat Majmu’ Fatawa
[7] Untuk penjelasan lengkapnya silakan lihat kitab Al-Masaail jilid 2 masalah ke 56 hal 240 oleh Ust. Abdul Hakim Bin Amir Abdat
[8] Lihat kitab I’lamul Muwaqqi’in juz 1 hal 14 oleh ibnul Qayyim
[9] Idem
[10] Tafsir Ibnu Katsir surat An-Nur ayat 55
[11] HR. ahmad, hakim, ath-thabrani dan al-ajuridan dishahihkan oleh syekh ahmad syakir no 3600, lihat majma’uz zawaa id ( I / 177-178)
[12] Syarah Ushul I’tiqad ahlis sunnah wal jama’ah ( I / 174 no 315 )
[13] HR. ad darimi, ibnu baththah dalam al ibanah dan al lalika’I dalam syarh ushul I’tiqad ahlis sunnah wal jama’ah
[14] Syarah Ushul I’tiqad ahlis sunnah wal jama’ah
[15] Majmu’ fatawa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

jika komentar berbau sara dan provokasi, kami akan menghapusnya