Kamis, 05 April 2012

SUDAH BENARKAH TAUHID KITA ( 3 )



SUDAH BENARKAH TAUHID KITA ( 3 )

Asma’ wash shifat
Tauhid asma’ wash shifat Yaitu menetapkan nama-nama dan sifat-saifat untuk Allah Subhanahu wa Ta'ala sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh Allah untuk diriNya maupun yang telah ditetapkan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam ; serta meniadakan kekurangan-kekurangan dan aib-aib yang ditiadakan oleh Allah terhadap diriNya, dan apa yang ditiadakan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. (Al-Muntaqa Min Fatawa Syaikh Shalih Al-Fauzan II/17-18 )
Adapun prinsip dalam masalah asma’ wash shifat adalah Kita menetapkan segala nama dan sifat yang telah Allah tetapkan untuk diriNya dan yang telah ditetapkan oleh RasulNya Shallallahu 'alaihi wa sallam, juga tanpa tahrif, ta'thil, takyif, dan tamtsil. . (Al-Muntaqa Min Fatawa Syaikh Shalih Al-Fauzan II/17-18 )
Tahrif
Yang dimaksud dengan Tahrif adalah menyimpangkan makna atau sifat Allah dari yang sebenarnya tanpa dalil. Sebagai contoh yang dilakukan oleh orang-orang mu’tazila terhadap sebagian ayat Al-qur’an, dimana arti sesungguhnya adalah seperti dzahirnya tapi mereka menggantinya dengan kekuasaan atau yang lainnya, contoh:
“ Allah bersemayam di atas Arsy’ ( ar-rahman : 5 ) “
Kalimat istiwa’ ( bersemayam ) di dalam ayat tersebut mereka ganti dengan istaula ( tinggi ), sedangkan tidak ada satupun ulama ahli tafsir yang berpendapat atau terlebih menggantinya demikian, para mufassirin memahami dan membiarkan apa adanya tanpa menggantinya, karena orang mu’tazila tidak mau menerima Allah itu bersemayam karena bersemayam itu untuk makhluk, maka kita jawab, Allah sendiri yang menshifati seperti itu dan adapun bersemayamnya Allah itu tidak sama dengan makhlukNya, bukankah kita punya penglihatan dan Allahpun punya, apakah anda mau menghilangkan sifat melihatnya Allah karena makhluk memilikinya, yang jadi perbedaan adalah penglihatan kita berbeda dengan penglihatan Allah. Allah berfirman:
“ laitsa kamitslihi syai’un, ( tidak ada yang serupa denganNya ) ( asy syura’ : 11 )
Ta’thil
Ta'thil yaitu meniadakan atau menolak adanya nama-nama atau sifat-sifat Allah, baik sebagian atau secara keseluruhan.
Takyif
Takyif adalah menentukan atau menanyakan hakikat tertentu dari sifat-sifat Allah. Contoh Allah bersemayam di atas Arsy’, kita imani bahwa Allah bersemayam di atas Arsy tanpa menanyakan bagaimana Allah bersemayam atau menentukan bersemayamnya Allah tanpa dalil. Contoh yang lain Allah memiliki tangan, Allah berfirman:
“…tetapi kedua-dua tangan Allah terbuka…” ( al-ma’idah : 64 )
maka kita imani Allah memiliki tangan namun janganlah kita menanyakan atau memikirkan atau bahkan menentukan sendiri  tangan Allah seperti apa, apakah berjari lima atau tidak.. ini yang menjadi masalahnya, tugas kita hanya mengimaninya saja. Karena pada dasarnya, masalah tauhid asma’ wash shifat itu bersifat taukifi ( berdasarkan dalil ), jika tidak ada dalil yang menerangkan maka kita wajib berdiam diri atasnya tidak boleh mengira-ngira.
Tamtsil
Tamtsil yaitu menyamakan atau menyerupakan nama atau sifat Allah dengan nama atau sifat makhlukNya. Karena ini bertentangan dengan firman Allah:
“..tidak ada yang serupa denganNya..” ( asy syura’ : 11 )
Bagaimana tidak, makhluk dengan makhluk saja berbeda, tangan manusia dengan tangan kera berbeda, begitupun kaki manusia dengan kaki sapi pun berbeda, ini makhluk dengan makhluk, bagaimana dengan sang Khaliq, tentu akan lebih jauh berbeda lagi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

jika komentar berbau sara dan provokasi, kami akan menghapusnya