Kamis, 05 April 2012

SUDAH BENARKAH TAUHID KITA


SUDAH BENARKAH TAUHID KITA

Banyak orang yang menyepelekan dan tidak mengetahui hakikat tauhid, ketika ada majelis ilmu yang membahas masalah tauhid mereka mengatakan “ kajiannya kurang enak “ “ yang dibahas itu-itu saja “ “ kajiannya berat “ dan banyak lagi perkataan-perkataan yang dijadikan alasan seolah-olah mereka sudah menguasai atau tidak mau tahu masalah tauhid. Alasan-alasan seperti itu dapat kita jawab, bukankah tauhid adalah misi utama para Rasul Allah untuk manusia, seluruh para nabi dan rasul mengusung satu tujuan yakni ,mendakwahkan tauhid, lantas mengapa kita meremehkannya atau tidak mau mengkajinya, bukankah Rasulullah pernah bersabda :
“Iman memiliki lebih dari 70 cabang atau lebih dari 60 cabang, cabang yang paling tinggi adalah perkataan: ‘Laa ilaaha illallaah’, yang paling rendah adalah menyingkirkan duri (rintangan) dari jalan dan malu adalah salah satu cabang Iman.” ( HR. Muslim ) ( Lihat Madaarijus Saalikiin (III/462), cet. Daarul Hadits)
Imam an-Nawawi Rahimahullah berkata: “Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengingatkan bahwasanya cabang-cabang keimanan lainnya tidak akan sah dan tidak diterima kecuali setelah sahnya cabang yang paling utama ini (tauhid).
Imam Ibnul Qayyim Rahimahullah menuturkan: “Tauhid adalah kunci pembuka dakwah para Rasul.”
Dengan penjelasan imam nawawi dan Imam Ibnul Qayyim rahimahumullah di atas, masihkah kita merasa tabu terhadap tauhid, marilah kita untuk bermuhasabah, sudah benarkah tauhid kita…?
MAKNA TAUHID
Tauhid adalah mengesakan atau meyakini keesaan Allah dalam penciptaan, ikhlas beribadah kepadaNya, serta menetapkan bagiNya Nama-nama dan Sifat-sifatNya. Dengan demikian, tauhid ada tiga macam: Tauhid Rububiyah ( penciptaan ), Tauhid Uluhiyah ( peribadatan ) serta Tauhid Asma' wa Sifat. Setiap macam dari ketiga macam tauhid itu memiliki makna yang harus dijelaskan agar menjadi terang perbedaan antara ketiganya. ( kitabut tauhid syaikh al fauzan )
TAUHID RUBUBIYYAH
Yang dimaksud tauhid rububiyyah adalah mengimani keesaan Allah dalam hal penciptaan, dan seluruh ciptaan Allah disebut makhluq, langit, bumi, gunung, hewan, manusia, jin, malaikat, matahari, bulan, planet-planet, awan, angin, tumbuhan dan seluruh yang ada di langit dan bumi itu seluruhnya Allah azza wajalla yang menciptakannya, Allah berfirman:
“ Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakanNya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintahNya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Mahasuci Allah, Tuhan semesta alam." [Al-A'raf: 54]
Allah menciptakan semua makhlukNya di atas fitrah pengakuan terhadap rububiyah-Nya. Bahkan orang-orang musyrik yang menye-kutukan Allah dalam ibadah pun, mereka mengakui keesaan rububiyah-Nya. Allah berfirman:

"Artinya : Katakanlah: "Siapakah Yang Empunya langit yang tujuh dan Yang Empunya `Arsy yang besar?" Mereka ( orang –orang musyrik ) akan menjawab: "Kepunyaan Allah." Katakanlah: "Maka apakah kamu tidak bertakwa?" Katakanlah: "Siapakah yang di tanganNya berada kekuasaan atas segala sesuatu sedang Dia melindungi, tetapi tidak ada yang dapat dilindungi dari (azab)-Nya, jika kamu mengetahui?" Mereka ( orang-orang musyrik ) akan menjawab: "Kepunyaan Allah." Katakanlah: "(Kalau demikian), maka dari jalan manakah kamu ditipu?" [Al-Mu'minun: 86-89]
“ Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka: "Siapakah yang menjadikan langit dan bumi dan menundukkan matahari dan bulan?" Tentu mereka akan menjawab: "Allah", maka betapakah mereka (dapat) dipalingkan (dari jalan yang benar).” ( Al-Ankabut : 61 )
Dan perlu kita ketahui dan wajib kita imani bahwa yang memberi rizki, menghidupkan, mematikan, menutup siang kepada malam, menurunkan hujan, menumbuhkan tumbuhan, itu semuanya hanya Allah lah yang memiliki kekuasaan seperti itu, Allah berfirman:
“Dan tidak ada suatu binatang melatapun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rizkinya, ..." [Hud : 6]
“ Katakanlah: "Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan Engkau beri rizki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab (batas)." [Ali Imran: 26-27]
Allah menyatakan pula tentang keesaanNya dalam rububiyah-Nya atas segala alam semesta. Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala :
“ Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam." [Al-Fatihah: 2]
“ Allah menciptakan segala sesuatu ..." [Az-Zumar: 62]
Jenis tauhid ini diakui semua orang. Tidak ada umat mana pun yang menyangkalnya. Bahkan hati manusia sudah difitrahkan untuk mengakuiNya, melebihi fitrah pengakuan terhadap yang lain-Nya. Sebagaimana perkataan para rasul yang difirmankan Allah:

" Berkata rasul-rasul mereka: "Apakah ada keragu-raguan terhadap Allah, Pencipta langit dan bumi?" [Ibrahim: 10]

Adapun orang yang paling dikenal pengingkarannya adalah Fir'aun. Namun demikian di hatinya masih tetap meyakiniNya. Sebagaimana perkataan Musa alaihis salam kepadanya:

" Musa menjawab: "Sesungguhnya kamu telah mengetahui, bahwa tiada yang menurunkan mu`jizat-mu`jizat itu kecuali Tuhan Yang memelihara langit dan bumi sebagai bukti-bukti yang nyata: dan sesungguhnya aku mengira kamu, hai Fir`aun, seorang yang akan binasa". [Al-Isra': 102]

Ia juga menceritakan tentang Fir'aun dan kaumnya:

" Dan mereka mengingkarinya karena kezhaliman dan kesombongan (mereka) padahal hati mereka meyakini (kebenaran) nya." [An-Naml: 14]
Maka jika kita tidak mengimani itu semua maka kita kufur dan menyebabkan kita semua keluar dari islam. Namun banyak sekali manusia yang menyepelekan hal ini terutama dalam masalah rizki. Seakan-akan ia tidak percaya bahwa Allahlah yang memberi rizki, mereka menempuh jalan-jalan yang tidak Allah ridhai, bahkan tidak sedikit mereka berani meninggalkan perintah Allah hanya demi pekerjaannya ( na’udzubillah ). Mereka meninggalkan shalat, melepas jilbabnya dan lain sebagainya. Mereka takut jika dipecat maka dia akan mati kelaparan, ingatlah wahai saudaraku, renugkanlah firman Allah berikut:
“ Dan berapa banyak binatang yang tidak (dapat) membawa (mengurus) rezekinya sendiri. Allah-lah yang memberi rezeki kepadanya dan kepadamu dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” ( QS. Al-Ankabut : 60 )
Binatang saja yang tidak memiliki akal dan tidak beribadah seperti kita, Allah masih memberi mereka rizki. Andai saja rezeki diperoleh hanya dengan kekuatan niscaya hanya gajah dan singa yang dapat bertahan hidup di dunia ini, andai keberhasilan dan rezeki didapat hanya karena kepandaian saja niscaya keledai ( symbol binatang paling bodoh ) tidak akan bisa hidup bertahun-tahun. Namun kenyataanya bukan hanya gajah yang mampu bertahan hidup tapi semut sekalipun dapat bertahan hidup dan keledaipun yang merupakan binatang terbodoh, bayangkan, sudah dia itu binatang yang tidak punya akal, paling bodoh pula, tapi kenyataanya mereka mampu hidup bertahun-tahun lamanya.
Dan bukan hanya itu saja, banyak manusia yang entah sadar atau tidak mereka sering mengatakan “ saya sembuh oleh obat ini dan itu “ bukankah yang memberi kesembuhan itu Allah, maka katakanlah “ Allah telah menyembuhkan saya lantaran obat ini dan itu “.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

jika komentar berbau sara dan provokasi, kami akan menghapusnya